Mengulik Striker Nyonya Tua Musim 2015-2016
Kabar ingin hengkangnya Carlos Tevez yang hijrah ke Boca Juniors membuat petinggi Juventus harus merogoh kocek untuk mencari penggantinya. Beruntung nama bomber kroasia, Mario Mandzukic ingin sekali membela klub peraih 2 kali trofi Liga Champions tersebut. Alhasil 15 juta euro dan gaji sekitar 3,5 juta euro pun dikeluarkan demi mantan striker Bayern Munich tersebut. Mandzukic berhasil mendarat dengan mulus di Juventus Stadium.
Kepergian Carlos Tevez dan masuknya Mandzukic membuat persaingan di lini depan Juventus menjadi semakin sengit. Sebelum kedatangan Mandzukic, Juventus sudah punya 3 bomber maut di lini depan tim mereka. Diantaranya adalah top skorer Juve di ajang Liga Champions musim lalu, Alvaro Morata, wonderkid Palermo, Paulo Dybala dan striker Spanyol, Fernando Llorente.
Morata yang musim lalu jadi tulang punggung tim rasanya ogah dicadangkan Allegri, dirinya sangat percaya pada pemuda pemegang paspor Spanyol ini. Rasanya sangat disayangkan bagi sang Allenatore untuk mencadangkan pemain yang satu ini. Dybala pun demikian. Dibeli seharga 30 juta euro hanya untuk duduk di bangku cadangan hanya akan membuat petinggi Juventus geram. Apalagi Dybala adalah calon pemain berbakat di masa depan nantinya. Mencadangkannya sama saja membuat potensinya terbuang percuma, dan akhirnya Dybala hanya akan menjadi pemain yang diharap-harapkan. Mandzukic dan Llorente pun demikian, mereka berdua sebenarnya adalah striker 1 tipe. Tipikal target man berbadan besar yang tak takut berduel dengan pemain bertahan lawan. Mempunyai 2 target man dalam satu tim adalah hal bodoh. Karena itu saya yakin Mandzukic dan Llorente agaknya tak akan pernah masuk starting line up berbarengan, kecuali kehendak Allegri tentunya.
Dengan kedatangan 2 striker top, rasanya musim depan Juventus masih kandidat kuat dalam perebutan gelar juara, dengan AS Roma, Napoli, Lazio dan AC Milan sebagai batu sandungan mereka. Namun saya yakin, dengan mental juara Juventus saat ini, rasanya musim depan piala Serie A masih akan mendarat di kota Turin.
Kepergian Carlos Tevez dan masuknya Mandzukic membuat persaingan di lini depan Juventus menjadi semakin sengit. Sebelum kedatangan Mandzukic, Juventus sudah punya 3 bomber maut di lini depan tim mereka. Diantaranya adalah top skorer Juve di ajang Liga Champions musim lalu, Alvaro Morata, wonderkid Palermo, Paulo Dybala dan striker Spanyol, Fernando Llorente.
Morata yang musim lalu jadi tulang punggung tim rasanya ogah dicadangkan Allegri, dirinya sangat percaya pada pemuda pemegang paspor Spanyol ini. Rasanya sangat disayangkan bagi sang Allenatore untuk mencadangkan pemain yang satu ini. Dybala pun demikian. Dibeli seharga 30 juta euro hanya untuk duduk di bangku cadangan hanya akan membuat petinggi Juventus geram. Apalagi Dybala adalah calon pemain berbakat di masa depan nantinya. Mencadangkannya sama saja membuat potensinya terbuang percuma, dan akhirnya Dybala hanya akan menjadi pemain yang diharap-harapkan. Mandzukic dan Llorente pun demikian, mereka berdua sebenarnya adalah striker 1 tipe. Tipikal target man berbadan besar yang tak takut berduel dengan pemain bertahan lawan. Mempunyai 2 target man dalam satu tim adalah hal bodoh. Karena itu saya yakin Mandzukic dan Llorente agaknya tak akan pernah masuk starting line up berbarengan, kecuali kehendak Allegri tentunya.
Dengan kedatangan 2 striker top, rasanya musim depan Juventus masih kandidat kuat dalam perebutan gelar juara, dengan AS Roma, Napoli, Lazio dan AC Milan sebagai batu sandungan mereka. Namun saya yakin, dengan mental juara Juventus saat ini, rasanya musim depan piala Serie A masih akan mendarat di kota Turin.
Komentar
Posting Komentar