Game Of Thrones: Robert Baratheon's Rebellion (Pemberontakan Robert Baratheon). Bahasa Indonesia Lengkap.

Berbicara Game Of Thrones, sebenarnya ada satu event penting sebelum timeline Game Of Thrones yang harus diketahui para pecinta seriesnya. Event itu adalah Roberts Rebellion. Bagaimana Robert Baratheon dan Ned Stark menggulingkan Mad King dari tahtanya sehingga Robert akhirnya menjadi raja pertama di Seven Kingdom dengan nama akhir yang bukan Targaryen. 

Sebelum membicarakan bagaimana Robert menjadi King of Seven Kingdoms, mulanya kita harus mengetahui lebih dulu tentang Aerys Targaryen atau The Mad King, karena beliau memegang peranan penting dalam kisah ini.

CHAPTER I: THE MAD KING.

Tahun 262 setelah Aegon Conquest, Jaehaerys Targaryen II meninggal dunia, dan ahli warisnya yang bernama Aerys Targaryen mengambil alih posisinya sebagai King of Seven Kingdoms. Aerys tidak serta merta langsung menjadi Mad King dari awal dia menjadi Raja. Awalnya malah, kerajaan begitu makmur di tahun-tahun pertama Aerys memimpin. Ia kemudian mengangkat seorang ksatria muda menjadi Hand of The King. Seorang pewaris kerajaan di daerah barat Westeros bernama Casterly Rock. Pria yang kemudian dikenal dengan nama Tywin Lannister. 

Tywin adalah seorang pria yang keras, kejam, namun begitu efektif. Casterly Rock menjadi makmur karenanya, dan begitu pula Seven Kingdoms ketika ia menjadi Hand of The King. Ketika Aerys punya ide-ide absurd seperti membuat Wall baru di utara agar Seven Kingdoms semakin luas, atau membuat kota baru di seberang Blackwater Bay, Tywin seorang diri berusaha membuat Seven Kingdoms makmur. 

Lama-kelamaan, orang-orang membuat anekdot-anekdot atau guyonan mungkin, bahwa Tywin lah raja sebenarnya, bukan Aerys. Disinilah awal mula Aerys mulai kesal dengan Tywin. Namun meski Tywin mengetahui bahwa Aerys kesal kepadanya, ia tetap loyal. Bahkan ketika istrinya, Joanna Lannister meninggal dunia ketika melahirkan anak ketiganya, Tyrion, Tywin tetap keukeuh berada di King's Landing.

Nah, kegilaan Aerys sebenarnya bermula ketika ia ditahan oleh seorang Lord dari daerah Duskendale, sebuah kerajaan kecil yang letaknya tak jauh dari King's Landing.

Awalnya, Lord dari Duskendale ini ingin membicarakan kenaikan pajak dengan Aerys di tempatnya. Tywin menolak dan mengusulkan bahwa dirinya saja yang berangkat, namun Aerys yang ego-nya mulai menurun karena kerja bagus Tywin menegaskan bahwa ia yang akan berangkat. Rupanya itu adalah sebuah perangkap. Seluruh tentara yang menemani Aerys dibunuh, dan Aerys ditahan oleh Lord itu.

Tywin berangkat ke Duskendale bersama Ser Barristan Selmy. Selama kurang lebih satu tahun, Tywin mengepung Duskendale. Akhirnya Aerys diselamatkan oleh aksi heroik Ser Barristan. Setelah penahanan itu, Aerys menjadi paranoid, dan inilah yang mengawali kegilaannya.

Dengan banyaknya anak-anak Aerys yang meninggal serta paranoidnya terhadap Rhaegar, anaknya, yang menurutnya ingin mengambil alih kekuasaannya, dimulailah kegilaan Aerys. Ia mulai menghina Tywin secara terang-terangan dan ia mulai membunuh orang-orang yang menurutnya melawan keinginannya. Puncaknya adalah ketika ia membuat Jaime Lannister, anak pertama Tywin sekaligus pewaris tahta Casterly Rock, menjadi seorang Kingsguard di umurnya yang masih 15 tahun. Tywin sangat murka dengan keputusan itu dan memilih mundur menjadi Hand of The King. Ia akhirnya kembali ke Casterly Rock. Keputusan Aerys ini selain untuk menghina Tywin, juga karena Jaime Lannister adalah seorang ksatria dengan bakat bertarung yang luar biasa hebat. Bakatnya itu bahkan bisa disejajarkan dengan Barristan Selmy.

CHAPTER II: HOW THE REBEL BEGAN

Bertahun-tahun setelah kepergian Tywin dari King's Landing, ada sebuah event yang diadakan sebagai awal mula kedatangan musim dingin. Seluruh ksatria hebat dikumpulkan di Harrenhall untuk mengadakan pertandingan Jousting. Brandon Stark, Ser Barristan Selmy, Ser Lewyn Martell, Ser Arthur Dayne, dan Rhaegar Targaryen adalah beberapa nama yang mengikuti turnamen tersebut. Nama terakhir memenangkan turnamen Jousting, dan tradisinya adalah juara turnamen berhak memberikan sebuah bunga biru kepada siapapun wanita yang menonton turnamen tersebut untuk dinobatkan sebagai Queen of Love and Beauty. Rhaegar Targaryen, bukannya memberikan bunga biru tersebut kepada Elia Martell, istrinya, malah memberikannya kepada Lyanna Stark, seorang Lady dari Winterfell, kerajaan besar di daerah Utara. Peristiwa ini sontak membuat seluruh penonton di turnamen mengecamnya. Rhaegar harusnya memberikan bunga tersebut kepada Elia, dan Lyanna sebenarnya sudah bertunangan dengan seorang Lord dari Storm's End bernama Robert Baratheon.

Beberapa hari setelah turnamen tersebut, Lyanna menghilang bersama dengan Rhaegar. Mengetahui hal tersebut, Brandon Stark, kakak dari Lyanna Stark, murka dan berangkat menuju King's Landing bersama beberapa tentaranya. Padahal awalnya Brandon Stark berencana akan melangsungkan pernikahan dengan seorang Lady dari Riverrun bernama Catelyn Tully. Brandon Stark mendatangi Red Keep kemudian berteriak "Rhaegar! Keluarlah dan mati!". Aerys marah mendengarnya. Ia menyuruh tentaranya membunuh seluruh tentara Stark dan melemparkan Brandon ke penjara. Rickard Stark, ayah dari Brandon Stark, membawa juga tentaranya ke King's Landing. Ia menantang Aerys untuk melakukan Trial by Combat. Aerys memilih api sebagai jawaranya, dan dengan demikian ia membakar Rickard Stark hidup-hidup. Brandon Stark tercekik dan mati ketika hendak menyelamatkan ayahnya.

Dengan kematian Rickard Stark, raja Winterfell, dan Brandon Stark sebagai pewaris utamanya, tahta kerajaan Winterfell akhirnya jatuh kepada Eddard Stark, anak laki-laki kedua Rickard. Eddard yang selama ini berada di Eyrie bersama Robert Baratheon dan John Arryn, raja daerah Vale, mengetahui betapa keji dan gilanya Aerys. Aerys menyuruh John Arryn untuk menyerahkan Eddard dan Robert, namun John menolak, dan dengan demikian dimulailah pemberontakan Robert Baratheon.

CHAPTER III: THE BATTLE

Karena Eddard sekarang adalah raja Winterfell, ia mulai pergi ke utara dan mengumpulkan seluruh bannermannya yang setia kepadanya. Pun demikian dengan Robert. Ia pergi ke Storm's End untuk mengumpulkan pasukannya. Awalnya, pemberontakan begitu sulit karena masih banyak lord-lord kecil yang sudah mengucapkan sumpah setia kepada Aerys. John Arryn pun sampai harus mengepung Gulltown, sebuah kota kecil di Vale yang masih loyal kepada Seven Kingdoms, sebelum mendapatkan dukungan penuh dari seluruh lord-lord daerah Vale.

Robert sampai di Storm's End. Ia mengumpulkan banyak sekali pasukan untuk berangkat ke Riverrun sebagai titik temu antara pasukannya dengan pasukan Eddard. Demi mendapatkan dukungan penuh dari Riverrun, Eddard menikahi Catelyn Tully, anak dari Hoster Tully, raja Riverrun. John Arryn juga menikahi kakak dari Catelyn yaitu Lisa Tully. Robert mempercayakan kastil Storm's End kepada adiknya, Stannis Baratheon, yang adalah seorang ahli strategi.

Di perjalanannya melewati The Reach, di sebuah daerah dekat Ashford, Robert dan pasukannya diserbu oleh pasukan dari Highgarden yang dipimpin oleh seorang ahli strategi bernama Randyll Tarly, Lord of Horn Hill. Randyll menimbulkan kerusakan besar kepada tentara Robert sehingga Robert harus kabur ke utara. Pasukan Mace Tyrell, Lord of Highgarden, menyusul pasukan Randyll Tarly. Merasa sia-sia mengejar Robert dan pasukannya, Mace Tyrell kemudian membelokkan perhatiannya kepada Storm's End. Mereka mengepung Storm's End sehingga Stannis kesulitan mendapatkan bahan makanan dari luar. Beruntung, seorang penyelundup bernama Davos Seaworth membantu pasukan Stannis dengan cara menyelundupkan bawang dan ikan-ikan ke kastil Storm's End.

Robert dan pasukannya akhirnya sampai di sebuah kota bernama Stoney Sept di daerah Riverrun. Pasukannya banyak yang terluka akibat serangan Randyll Tarly. Penduduk kota kemudian menyembunyikan Robert dan pasukannya di seluruh kota. 

Beberapa hari kemudian, seorang loyalis Seven Kingdoms bernama Lord Jon Connington mendatangi Stoney Sept dengan ribuan pasukannya. Mereka sepertinya tahu bahwa Robert dan pasukannya berada di Stoney Sept. Kemungkinan Lord Varys, Master of Whisper yang memberitahunya. Ketika Jon Connington hendak mencari keberadaan Robert, pasukan Eddard Stark dan Hoster Tully mendatangi mereka dari utara. Peperangan akhirnya terjadi di Stoney Sept. Jalan-jalan penuh dengan mayat. Dikatakan bahwa Robert Baratheon keluar dari rumah pelacuran dan menghajar tentara-tentara Jon Connington dengan warhammernya. Jon terdesak dan mundur dari Stoney Sept. Ini pertama kalinya pasukan pemberontak memenangkan pertarungan. 

Mengetahui bahwa Jon kalah, Aerys mencopot Jon Connington dari posisinya sebagai loyalis dan mencabut wilayah kekuasaannya. Dikatakan bahwa setelah peristiwa ini Jon Connington minum-minum sampai ia mati. Aerys akhirnya mulai mengakui kekuatan pemberontak. Robert Baratheon, Eddard Stark, Hoster Tully, dan John Arryn bukan lawan yang mudah. Meskipun Seven Kingdoms menang jumlah, Robert dan kawan-kawan lebih unggul di segi pengalaman perang.

Aerys yang takut dengan kekuatan pemberontak kemudian menyuruh seorang Pyromancer untuk menaruh bom di seluruh area King's Landing, sehingga ketika pasukan Robert dan lainnya mengepung King's Landing, Aerys tinggal menyuruh Pyromancernya untuk menyalakan bom tersebut, dan meledaklah seluruh kerajaan.

Namun perang belumlah usai. Rhaegar Targaryen dipanggil kembali oleh Raja dengan membawa puluhan ribu pasukan dari Highgarden sampai Dorne. Ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk melawan pasukan Robert, dan itu dilakukan di sungai Trident. Sungai Trident berada di sebelah utara King's Landing. Jika pasukan Robert sudah menyebrangi sungai itu, maka tidak ada lagi rintangan yang menghalangi mereka dengan King's Landing. 

Rhaegar Targaryen membawa 40 ribu pasukannya bersama dengan Ser Lewyn Martell dan Ser Barristan Selmy ke sungai Trident. Disana, Robert Baratheon, Eddard Stark, John Arryn, dan Hoster Tully juga membawa 35 ribu pasukan. Sekilas, pasukan Robert dan kawan-kawan memang kalah jumlah, namun pengalaman merekalah yang menentukan.

The Battle of Trident akhirnya terjadi. Di ujung kanan dari sudut Rhaegar, pasukan Vale berhasil memenangkan pertempuran melawan pasukan Dorne yang menyebabkan Lewyn Martell terbunuh. Di sisi sebelah kiri dari sudut Rhaegar, Barristan Selmy dikatakan seperti kesurupan dewa perang dan membunuh banyak sekali pasukan Robert. Akhirnya di tengah-tengah pertempuran, kedua aktor utama perang ini bertemu, Robert Baratheon melawan Rhaegar Targaryen. Pertempuran berlangsung selama dua jam, dan Rhaegar berhasil melukai Robert, begitupun sebaliknya, namun Robert yang lebih berpengalaman peranglah yang menang. Ia menghujani dada Rhaegar dengan warhammernya sehingga ruby yang menghiasi breastplate Rhaegar berhamburan di tanah. Rhaegar mati di perang Trident, dan hal itu membuat semangat juang pasukan Rhaegar turun. Mereka kemudian mundur ke King's Landing. Ser Barristan Selmy terluka parah sehingga tidak bisa mundur, namun karena Robert mengakui petarung hebat, ia menyuruh seorang Maester untuk mengobati Ser Barristan. Pasukan Walder Frey baru datang setelah perang Trident selesai, dan karena hal inilah Walder Frey mendapat julukan Walder Frey Si Terlambat.

CHAPTER IV: HOW THE BATTLE END

Mendengar Robert Baratheon memenangkan pertempuran, Tywin dengan pasukannya bergegas menuju ke King's Landing. Robert mendengar kabar tersebut dan menyuruh Eddard serta pasukannya yang tidak terluka parah untuk bergegas pula menuju King's Landing, namun ternyata Tywin dan pasukannya lah yang sampai duluan. Tywin menipu Aerys untuk membuka gerbang, dan ketika gerbang terbuka, Tywin menyuruh pasukannya untuk membunuh seluruh tentara di King's Landing. Aerys yang murka kemudian menyuruh Pyromancernya untuk menyalakan api di seluruh King's Landing. Jaime Lannister, satu-satunya Kingsguard yang tersisa untuk melindungi Aerys, bergegas lari dan membunuh Pyromancer tersebut. Sekarang hanya tinggal Jaime dan Aerys yang berada di ruangan. Jaime tanpa ragu membunuh Aerys dengan menancapkan pedangnya di punggung Aerys. Jaime menduduki Iron Throne sampai Eddard Stark datang. Eddard menatap Jaime tajam tanpa bersuara sampai Jaime berdiri dan keluar dari ruangan.

Sebelum kedatangan Tywin, Aerys sudah mengirimkan istrinya, Rhaella bersama dengan anak laki-lakinya yang kedua, Viserys, ke benua Essos, ke sebuah kota bernama Pentos dimana terdapat beberapa loyalis Targaryen disana. Rhaella kala itu sedang mengandung anak ketiganya sekaligus anak perempuannya yang pertama, Daenerys. Rhaella meninggal setelah melahirkan Daenerys. Sementara itu, Elia Martell tidak ikut dikirimkan oleh Aerys karena merasa Ser Lewyn Martell mengkhianatinya. Untuk membuktikan kesetiaannya kepada pasukan pemberontak, Tywin mengutus Ser Gregore Clegane untuk membunuh Elia Martell bersama dengan kedua anaknya. Eddard Stark selalu mengatakan bahwa hal tersebut tidaklah perlu.

Setelah Robert dinyatakan sebagai King of Seven Kingdoms, Eddard berangkat ke Storm's End untuk menyelamatkan Stannis dari kepungan Mace Tyrell, kemudian pergi ke Tower of Joy, sebuah menara yang berada di daerah Dorne. Eddard hanya membawa enam orang Bannermen-nya kala itu untuk menyelamatkan Lyanna. Disana, mereka bertemu dengan Ser Arthur Dayne, Ser Gerald Hightower, dan Ser Oswell Whent. Ketiganya ditugaskan oleh Rhaegar untuk menjaga menara tersebut. Eddard bersama ke-enam Bannermen-nya bertarung melawan tiga orang Kingsguard. Hanya Eddard yang berhasil hidup. Di menara, ia akhirnya bertemu dengan Lyanna Stark yang sudah berdarah-darah. Lyanna rupanya baru saja melahirkan seorang anak laki-laki. Anak yang kemudian dinamai Jon Snow, hasil hubungan haram antara Lyanna Stark dengan Rhaegar Targaryen. 

Setelah peristiwa ini, Dorne mengundurkan diri dari Seven Kingdoms. Mereka merasa Lannister harus bertanggung jawab karena sudah membunuh putri kerajaan mereka, Elia Martell. Tywin menikahkan putrinya, Cersei Lannister dengan Robert Baratheon. Stannis ditunjuk sebagai Lord of Dragonstone, sementara Storm's End diberikan kepada adiknya yang paling bungsu, Renly Baratheon.

*****

Begitulah kisah pemberontakan Robert Baratheon yang terkenal, yang menjadi background penting dari cerita Game of Thrones.

Komentar

Postingan Populer