Menilai Kelayakan John Stone Untuk Chelsea.
Senilai 416 milyar rupiah atau 20 juta poundsterling ditolak mentah mentah oleh Everton setelah pemain mereka, John Stone ditawar dengan harga yang disebutkan diatas oleh salah satu klub raksasa Premier League, Chelsea FC. Jika Everton menolak penawaran sebesar itu, maka pemain yang ingin mereka pertahankan pasti bukanlah pemain biasa. Karena pemain yang berposisi sebagai bek ini konon layak disejajarkan dengan legenda timnas Inggris asal London, John Terry. Namun apakah layak jika bocah ingusan berumur 21 tahun ini pantas disejajarkan dengan salah satu bek terbaik dunia?
Pertama tama kita lihat posisi Everton di BPL musim lalu, mereka mengakhiri musim di peringkat 11. Sungguh mengecewakan padahal musim sebelumnya klub asuhan Roberto Martinez ini finish di peringkat 6. Mereka turun 4 point dari musim sebelumnya. Kita lihat juga jumlah gol dan kebobolan Everton pada musim lalu. Mereka memasukkan 48 gol dan kebobolan 50 gol. Jumlah kebobolan ini tentu sangat buruk. Hanya beda 1 gol dengan Hull City yang terdegradasi dengan kebobolan 51 gol. Tentu yang pertama kali disorot adalah John Stones dan Phil Jagielka yang merupakan jantung pertahanan timnya. 2 hal ini mendasari alasan mengapa Stones kurang layang menggantikan peran Terry di pos pertahanan Chelsea.
Namun melihat 2 hal ini saja tentu tidaklah adil, mengingat bek bukanlah satu satunya alasan terciptanya gol. Stones punya potensi besar untuk menjadi bek berpengalaman. Apalagi dirinya masih berusia 21 tahun, masih banyak potensi yang bisa digali lagi darinya, dan ia bisa belajar dari pemain berpengalaman seperti Terry, Cahill, Zouma dan Ivanovic. Selain itu 4 caps di tim nasional juga merupakan pencapaian yang lumayan bagi pemain muda. Hanya masalah waktu sampai Stones bisa mencapai potensi maksimalnya dan menjadi bek yang tangguh. Karena itu pembelian Stones bagi Chelsea merupakan pembelian yang efektif. Selain menjadi pembelian jangka panjang karena dirinya masih muda, Stones juga bisa menjadi suksesor Terry di kemudian hari. Siapa tahu musim depan kita bisa menyaksikan 2 John di jantung pertahanan Chelsea...
Pertama tama kita lihat posisi Everton di BPL musim lalu, mereka mengakhiri musim di peringkat 11. Sungguh mengecewakan padahal musim sebelumnya klub asuhan Roberto Martinez ini finish di peringkat 6. Mereka turun 4 point dari musim sebelumnya. Kita lihat juga jumlah gol dan kebobolan Everton pada musim lalu. Mereka memasukkan 48 gol dan kebobolan 50 gol. Jumlah kebobolan ini tentu sangat buruk. Hanya beda 1 gol dengan Hull City yang terdegradasi dengan kebobolan 51 gol. Tentu yang pertama kali disorot adalah John Stones dan Phil Jagielka yang merupakan jantung pertahanan timnya. 2 hal ini mendasari alasan mengapa Stones kurang layang menggantikan peran Terry di pos pertahanan Chelsea.
Namun melihat 2 hal ini saja tentu tidaklah adil, mengingat bek bukanlah satu satunya alasan terciptanya gol. Stones punya potensi besar untuk menjadi bek berpengalaman. Apalagi dirinya masih berusia 21 tahun, masih banyak potensi yang bisa digali lagi darinya, dan ia bisa belajar dari pemain berpengalaman seperti Terry, Cahill, Zouma dan Ivanovic. Selain itu 4 caps di tim nasional juga merupakan pencapaian yang lumayan bagi pemain muda. Hanya masalah waktu sampai Stones bisa mencapai potensi maksimalnya dan menjadi bek yang tangguh. Karena itu pembelian Stones bagi Chelsea merupakan pembelian yang efektif. Selain menjadi pembelian jangka panjang karena dirinya masih muda, Stones juga bisa menjadi suksesor Terry di kemudian hari. Siapa tahu musim depan kita bisa menyaksikan 2 John di jantung pertahanan Chelsea...
Komentar
Posting Komentar