Melirik Kehebatan Skuat Inggris Tahun Ini
Legend says that football was born in
England. Itulah mengapa dari sejak jaman dahulu, Inggris diisi banyak talenta
hebat, kita mengenal nama nama Sir Bobby Charlton, George Best, Denis Irwin,
Michael Owen, John Terry, dll semua pernah menghias nama Legenda Inggris dari
masa ke masa. Tidak heran kalau kekuatan sepakbola Inggris begitu disegani.
Tidak hanya di Eropa, seluruh dunia mengakui kekuatan Inggris. Inggris bahkan
pernah sekali menjadi raja sepakbola di piala dunia tahun 1966. Namun
belakangan ini kita tidak melihat lagi kekuatan Inggris yang begitu superior,
Inggris yang dahulu bukanlah yang sekarang. Hasil kurang memuaskan di Piala
Dunia tahun 2014 lalu sebagai juru kunci grup cukup sebagai bukti bahwa Inggris
bukan lagi tim sepakbola yang hebat. Peringkat Inggris di Rangking FIFA bahkan
keluar dari 20 besar, sungguh bukan prestasi yang baik bagi tim nasional
sekelas Inggris.
Sekarang marilah kita melirik
bagaimana skuat Inggris sekarang ini mulai dari posisi kiper. Posisi kiper saat
ini dipegang oleh palang pintu Manchester City, Joe Hart. Joe Hart sudah lama
menjabat posisi inti di skuat tiga singa. Ketiadaan pesaing yang setara menjadi
buktinya. Pemain yang sekarang mengancam posisi Joe Hart hanya Ben Foster,
kiper WBA dan Fraser Forster, palang pintu baru Southampton. Forster bisa jadi
yang paling mengancam Joe Hart karena performanya di Southampton yang luar
biasa musim ini. Mantan pemain Glasgow Celtic ini meraih Cleansheet terbanyak
di BPL musim ini. Kalau performanya terus seperti ini, bukan tidak mungkin
Hodgson akan memanggilnya sebagai kiper inti di pertandingan internasional
berikutnya.
Posisi bek saat ini masih selalu sama
sebenarnya. Duet Gary Cahill-Phil Jagielka dengan fullback Leighton Baines di
sisi kiri dan Glen Johnson di kanan. Trio bek tengah United bisa mengancam
posisi Cahill-Jagielka adalah Smalling, Phil Jones dan Jonny Evans. Smalling
yang semakin matang bersama United bisa mengancam posisi Jagielka. Sementara
Cahill yang konsisten bersama Chelsea mungkin tidak tergantikan. Belum ditambah
kehadiran pemain baru bernama John Stones yang tampil apik bersama Everton bisa
menambah seru perebutan 2 bek tengah Inggris. Leighton Baines yang tampil apik
di posisi kiri sebenarnya tak tergantikan mengingat ia adalah bek kiri terbaik
Inggris saat ini setelah Ashley Cole yang pensiun, Kieran Gibbs rentan cidera
sementara Luke Shaw masih belum matang betul dan harus lebih banyak pengalaman
untuk bisa membela Inggris.
Glen Johnson yang penampilannya masih kurang
baik bersama Liverpool harus dicarikan pengganti yang sepadan. Beruntung
Hodgson sudah menemukannya. Adalah bek kanan Southampton bernama Nathaniel
Clyne, Bek baru Arsenal Calum Chambers
dan pemain Tottenham Hotspur bernama Kyle Walker yang cocok menjadi
fullback kanan Inggris. Namun cidera yang sering menghampiri Kyle Walker
mempersulit bek kanan itu bersaing memperebutkan posisi bek kanan. Alhasil
tersisa Chambers dan Clyne. Hodgson lah yang punya PR memilih siapa salah satu dari dua orang ini yang siap
mengisi fullback kanan Inggris atau malah masih percaya dengan Glen Johnson.
Posisi inilah yang sebenarnya paling
sulit dipilih di Inggris. Posisi gelandang. Banyak sekali talenta gelandang
mumpuni di Inggris. Mengingat Gerrard dan Lampard yang sudah pensiun, maka
posisi ini posisi ini sebenarnya menjadi lebih mudah diisi oleh siapa saja,
karena kurangnya pemain konsisten macam Stevie G dan Frankie. Jordan Henderson
adalah salah satu gelandang yang cukup konsisten di lini tengah. Dimainkannya
dia di semua pertandingan Liga cukup menjadi bukti bahwa Calon kapten masa
depan Liverpool ini layak menghuni skuat Tiga Singa. Carrick bisa menjadi
penopang Henderson di lini tengah. Kehadirannya di lini tengah setan merah
cukup meyakinkan Hodgson untuk memasukan namanya di timnas England. Barkley
bisa menjadi gelandang ketiga Inggris kalau Hodgson memakai formasi gelandang
serang. Kecepatan dan olah bolanya sangat baik ditambah kekuatan tubuhnya cocok
untuk permainan England yang menggempur lawan. Nama nama lain seperti Fabian
Delph, Ryan Mason dll cocok dipertimbangkan. Sekali lagi, ini adalah keputusan
Hodgson.
Posisi sayap Inggris mungkin salah
satunya yang paling banyak diperebutkan. Tercatat Sterling, Ashley Young, James
Milner, Theo Walcott, Alex Oxlade Chamberlain, Aaron Lennon, Adam Lallana dan
Andros Townsend adalah sedikit banyak dari pemain sayap Inggris. Semua memiliki
kelebihan masing masing. Kalau Inggris ingin memakai pemain sayap yang
eksplosif dalam kecepatan, Inggris bisa menggunakan Sterling/Lennon dan
Walcott/Chamberlain. Inggris ingin sayap yang baik dalam bertahan bisa
menggunakan kombinasi Milner-Chamberlain atau ingin pemain sayap Inverted yang
bisa cutting inside, Inggris bisa menggunakan kombinasi Sterling-Townsend.
Banyak sekali pilihan tergantung kondisi dan lawan yang dihadapi dan Hodgson
tinggal memilih pemain mana yang ingin ia pakai.
Posisi striker Inggris juga diisi
banyak pemain, seperti Kapten Wayne Rooney, Rickie Lambert, Daniel Sturridge,
Danny Welbeck, termasuk golden boy yang baru baru ini mencuat namanya Harry
Kane. Belum ditambah kehadiran Jay Rodriguez, Saido Berahino, Danny Ings dan
Charlie Austin menambah banyak daftar persaingan merebut posisi Striker.
Sturridge yang ketika piala dunia 2014 menjadi striker inti kini harus melawan
nama nama baru yang tidak kalah hebat dari dirinya. Hodgson harus selektif
memilih striker tergantung situasi dan kondisi. Rooney adalah tipikal second
striker yang gemar turun membantu pertahanan, Sturridge dan Welbeck adalah
tipikal striker yang yang mengandalkan kecepatan untuk membongkar pertahanan.
Harry Kane adalah tipikal striker poacher, sementara Rickie Lambert adalah
Target Man yang siap menyambut bola bola atas.
Semua tergantung daripada Roy Hodgson
untuk memilih pemain yang tepat untuk persepakbolaan Inggris. Piala Eropa 2016
adalah pembuktian Hodgson sejauh mana Inggris bisa melangkah di gelaran
sepakbola terbesar se-Eropa. Apakah Inggris akan mempertahankan prestasi
minimnya seperti di Piala Dunia? Ataukah melambung tinggi seperti Jerman dan
Argentina? Well, we’re wait for it.
Komentar
Posting Komentar