Xavi Hernandez, Sang Maestro Yang Akan Pergi

Tepat 25 Januari 1980 di suatu tempat di Terassa, Spanyol, lahir seorang bayi yang nantinya akan menjadi legenda persepakbolaan Spanyol. Tidak ada yang tahu kalau bayi kecil mungil itu nantinya akan menjadi seorang gelandang terbaik di dataran Eropa bahkan dunia. Bayi kecil tersebut bernama Xavi Hernandez.
Xavi kecil bermain di Barcelona sudah dari tahun 1991. Sudah dari umur 11 tahun pemain Timnas Spanyol tersebut bermain di klub yang sudah meraih 4 trofi Liga Champion. Namun 24 tahun adalah angka terakhir Xavi di klub Catalan tersebut. Ya, Musim depan Xavi akan meninggalkan Barcelona dan hijrah ke klub Al Sadd di Timur Tengah sana. Xavi menembus Barcelona B pada tahun 1997 dan promosi ke skuat utama tahun 98. 1 tahun sudah lebih dari cukup menjadi bukti kalau Xavi layak menjadi pelapis skuat utama Barca. Xavi harus bertarung merebut posisi inti termasuk melawan mantan pelatih Barca yang saat ini menjadi manajer Bayern Munich, Pep Guardiola.

Sebagai pemain, Xavi telah memenangkan semuanya. Gelar Liga, Piala Spanyol, Liga Champions, UEFA Super Cup, Club World Cup, European Cup, World Cup, termasuk beberapa penghargaan individu lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu menjadi bukti betapa sahihnya kemampuan sang gelandang 35 tahun. Namun usia memang tak bisa berbohong, Xavi mungkin sudah tidak kuat lagi bermain 2 pertandingan beruntun atau bahkan 90 menit pertandingan. Alhasil Luis Enrique sang pelatih lebih memilih Ivan Rakitic sebagai pemain tengah menemani Andres Iniesta. Xavi hanya dimainkan menjadi pengganti dalam kebanyakan pertandingan Barca musim ini. Tapi bukan berarti Barcelona menjadi meredup permainannya. Dengan Iniesta sebagai Il Capitano pun sudah cukup menghantarkan Barca menjadi jawara musim ini. Belum ditambah dengan masuknya Barca di final Copa del Rey dan Liga Champion menunjukkan bahwa tanpa Xavi pun, Barca tetaplah tim yang ditakuti seantero Eropa dan Dunia.

Xavi memang legenda. Keloyalannya di Barcelona tidak perlu dipertanyakan lagi. Usia memang menjadi halangan, namun skillnya tetap salah satu yang terbaik di Spanyol. Gelandang berpostur tubuh pendek ini memang sudah waktunya harus meninggalkan Barca dan Spanyol. Bukan karena tidak layak, mungkin karena ingin menikmati masa hampir pensiunnya dengan tenang tanpa tanggung jawab memikul beban klub, fans dan pemain lainnya. Pada akhirnya kita penikmat sepakbola tak akan lagi melihat seorang pemain bertubuh mungil yang berlari larian di lapangan untuk memotivasi rekannya, melakukan takle dan passing passing akuratnya di La Liga musim depan. Yang pasti Xavi sudah melakukan yang terbaik untuk Barca, untuk fans dan untuk penikmat sepakbola lainnya. So, Goodbye Maestro.

Komentar

Postingan Populer