Allegri yang harus belajar dari Will Ferrel.

Anda tahu film Kicking And Screaming? Ya, saya pertama kali menonton film ini di Televisi awalnya mengira film ini bertemakan horror (dikarenakan judul filmnya XD). Namun ternyata saya salah, film ini adalah film yang sangat bagus untuk ditonton bersama keluarga anda. Bercerita tentang seorang pria bernama Phil Weston (Will Ferrel) yang harus mengurus sebuah tim sepakbola anak anak bernama The Tigers dikarenakan tidak adanya pelatih yang mau menangani klub tersebut. Phil terpaksa melatih karena anaknya sendiri bermain di klub tersebut setelah didepak oleh timnya Buck yang tidak lain adalah ayahnya si Phil!!. Phil akhirnya mengurus klub tersebut berdua bersama tetangga Buck yaitu Mike Ditka (Ditka terpaksa karena membenci Buck). Klub tersebut selalu kalah karena pemainnya tidak ada yang benar benar jago (bahkan anak Phil sendiri tidak hebat bermain bola). Bosan selalu kalah, akhirnya Mike Ditka mengenalkan Phil kepada 2 anak Italia yang bekerja di toko daging pamannya. Setelah kedatangan bocah Italia tersebut, permainan Tigers semakin meningkat, mereka terus mencetak gol demi gol, kemenangan demi kemenangan dan menjadi kandidat serius peraih juara sampai akhirnya ketika ia bertemu Gladiator.

Ketika timnya bertemu Gladiator, kedua bocah Italia itu malah dilarang bermain oleh pamannya karena harus membantu di toko. Dan benar saja, timnya kalah 3-0 pada babak pertama. Setelah dinasihati dan berbicara pada anaknya, Phil sadar bahwa ia telah menjadi pelatih yang buruk, ia hanya mementingkan kemenangan dengan mengandalkan bocah Italia tersebut, bahkan ia rela mencadangkan anaknya sendiri demi kemenangan timnya. Benar bahwa itu mendatangkan kemenangan, namun malah membuat tim menjadi ketergantungan, dan malah membuatnya sama seperti si Buck.

Phil akhirnya berbicara kepada timnya bahwa mereka harus melakukan kebalikan dari apa yang dibicarakannya. Dan benar saja, timnya akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 4-3. Anaknya, Sam, bahkan mencetak gol penentu kemenangan.

Lantas apa hubungan film ini dengan Massimilano Allegri? Well, sebenarnya hampir mirip sih. Pertama kali menjadi pelatih, Phil Weston dicibir oleh orang orang dan bahkan ayahnya sendiri. Bagaimana mungkin seorang yang tidak bisa olahraga, tidak punya pengalaman melatih bisa membuat Tigers menjadi juara? Apalagi Tigers adalah tim yang paling buruk di kompetisi. Sama seperti Allegri, mulanya ia dicibir oleh fans Juventus sendiri karena ia pernah melatih tim lawan, bahkan prestasinya bisa dibilang buruk di musim terakhirnya menjadi pelatih. Yah, disini Weston dan Allegri sama sama tidak dijagokan oleh orang orang.

Persamaan yang kedua adalah bagaimana mereka meraih kemenangan demi kemenangan, tapi dengan cara yang berbeda. Weston mengandalkan 2 bocah Italia sementara Allegri dengan taktik dan formasinya. Yah, bolehlah berbeda. Toh karena Phil Weston melatih kesebelasan anak anak sementara Allegri melatih kesebelasan yang lebih serius.

Ada lagi kesamaan di film ini yang mungkin akan dihadapi Allegri. Di film Kicking and Screaming, Weston harus mengalami dilema ketika 2 pemain andalannya tidak bisa bermain karena tidak dibolehkan oleh pamannya. Well mungkin sebentar lagi Allegri akan mengalami dilema ini. Gianluigi Buffon dan Andrea Pirlo sudah tidak muda lagi, bahkan nama kedua akan meninggalkan kota Turin musim depan dan hijrah ke MLS, dan bukan tidak mungkin kalau nama pertama juga akan pergi di musim berikutnya.

Allegri harus menemukan solusi pengganti 2 pemain itu nantinya. Memang tidak mudah menemukan pemain seberbakat Gigi Buffon dan Pirlo. Namun memainkan mereka berdua tanpa mencari penggantinya di masa depan juga agak naif. Coba kita lihat MU yang sampai sekarang belum menemukan pengganti Paul Scholes. Akibatnya sepeninggal Paul Scholes yang pensiun, MU belum pernah meraih lebih dari 3 besar, bahkan MU pernah turun ke peringkat ke 7 pada musim 2013-2014.

Atau Allegri bisa memainkan pemain dari akademi seperti yang dilakukan Phil Weston. Phil yang kehilangan 2 pemain Italianya, akhirnya mempercayai pemain yang awalnya ia remehkan, termasuk anaknya sendiri. Dan terlihat hasilnya dari kalah 3-0, Tigers bisa menang 4-3. Allegri bisa seperti itu, memainkan pemain macam Kingsley Coman sebagai pengganti Pirlo atau Marco Storari sebagai pengganti Buffon, bisa jadi Juventus tidak harus repot repot membeli pemain baru dan bisa mempertahankan gelarnya sebagai penguasa Italia.





Komentar

Postingan Populer