Pusingnya Gerardo Martino

Ketika euforia Piala Dunia 2014 tahun lalu, teman saya dan saya menyempatkan bermain PES dengan aturan hanya boleh memakai tim negara. Dan siapapun teman yang saya ajak bermain, pasti diantaranya ada yang memakai Argentina. Saya tidak tahu kenapa. Jujur saya tidak terlalu suka dengan negara tersebut, setiap kali bermain PES memakai tim negara, saya selalu memilih timnas Prancis. Saya suka dengan wingernya yaitu Nasri dan Ribery yang bisa mengacak acak pertahanan, apalagi bermain through pass dengan Benzema yang bisa berlari kencang. Selain Prancis, saya suka memakai tim manapun dengan winger yang bisa cutback ke tengah dan melepaskan tendangan jika penyerangan buntu, yaitu Spanyol (Pedro dan Silva), Brazil (Neymar dan Hulk) atau bahkan Portugal (Nani dan Ronaldo). Tapi entah mengapa saya tidak menyukai Argentina, saya tidak terlalu sering memakai tim ini, mungkin karena sudah dipilih teman saya duluan XD. Tapi serius, setiap saya atau teman saya memakai klub Argentina, saya selalu bingung dengan lini penyerangannya. Kami (saya dan teman teman saya) sepakat bahwa memakai Argentina harus dengan formasi 4-3-3. Ada teman saya yang memilih trio Aguero-Higuain-Messi di lini depan, ada yang memakai Lavezzi-Palacio-Messi. Kalau saya lebih memilih Lavezzi-Aguero-Messi. Singkat kata, siapapun pemain yang kami pilih di lini serang, kami selalu memakai Messi bahkan ketika dia sedang dalam keadaan turun sekalipun. Tapi ini sekaligus bukti yang tak terbantahkan kalau Argentina punya banyak opsi di lini depan mereka.

Pada gelaran Copa America musim ini, saya menganggap lini depan Argentina adalah lini depan paling berbahaya di kompetisi ini, bahkan di dunia. Siapa yang bisa membayangkan Higuain, Carlos Tevez, Lionel Messi dan Sergio Aguero dalam satu tim?. Argentina adalah mimpi buruk bek bek negara lain, singkatnya Argentina adalah tim dengan lini penyerangan paling ganas dan paling berbahaya di muka bumi.

Saya tidak bisa membayangkan pusingnya Gerardo Martino dalam menentukan line up lini serang timnya dalam setiap laga. Ia bisa memakai Aguero sebagai striker tunggal, tapi ia menyayangkan Higuain yang diparkir di bench adalah sebuah pemandangan yang tak masuk akal. Ia bisa saja menggeser Aguero ke kanan dan menaruh Higuain di tengah, tapi semua tahu bahwa Aguero sangat buruk ditempatkan sebagai penyerang melebar. Golnya saja 0 di gelaran piala dunia tahun lalu karena ia digeser ke posisi ini. Mungkin saja ia malah memarkir Aguero di bench dan memakai Lavezzi di posisi penyerang kanan. Ahh bagi saya saja memusingkan, bagaimana denganmu Tata?

Memang punya lini serang yang bagus ibarat 2 sisi koin. Di satu sisi kita akan sangat tenang ketika penyerang yang satu mandul, kita masih punya penyerang lain yang tidak kalah hebat. Di satu sisi kita bisa pusing akan memakai yang mana jika mereka semua dalam kondisi on fire. Anehkah rasanya ketika kita melihat Higuain yang misalkan pertandingan lalu mencetak hattrick tiba tiba di pertandingan berikutnya digantikan Carlos Tevez karena Tata Martino melihat ia yang pada sesi latihan sedang on fire lalu dimainkan? Saya rasa aneh. Ini bisa jadi PR buat Tata menentukan siapa yang benar benar paling baik untuk penyerangan Argentina. Tapi saya rasa Tata tidak akan pernah pusing menentukan lini belakangnya. Rojo - Otamendi - Demichelis - Zabaleta sudah lebih dari cukup.

Komentar

Postingan Populer