Falcao dan Singa di Alam Bebas.

Community Shield musim 2015-2016 sudah berakhir dengan menasbihkan Arsenal sebagai juaranya. Gol Chamberlain pada menit 24 sudah cukup untuk menahan Chelsea FC, juara BPL musim 2014-2015. Namun ada beberapa pemain yang tampil flop pada laga yang berkesudahan 1-0 tersebut. Selain Loic Remy yang tidak bisa berbuat banyak karena pressing Koscielny, dan Fabregas yang kemarin sering melakukan kesalahan passing, pemain terbaru Chelsea, Radamel Falcao pun sama buruknya seperti 2 pemain yang disebutkan diatas.

Masuk pada babak kedua melawan Arsenal, Falcao pun tidak bisa berbuat banyak menerobos pertahanan Arsenal. Ia bahkan mendapat kartu kuning karena menciderai Mikel Arteta. Sering kehilangan bola saat sentuhan pertama, juga sering kalah adu fisik melawan Monreal dan Mertesacker, membuat Falcao layak diberikan 2 jempol kebawah oleh para fans. Agaknya mantan pemain Manchester United ini masih belum bisa bermain lepas dari tekanan cidera yang pernah dideritanya. Ya, Falcao pernah menderita cidera ligamen lutut atau ACL membuat dirinya trauma. Trauma inilah yang membuat dirinya tidak sehebat kala ia bermain untuk Atletico atau Porto beberapa tahun lalu. Cidera ini dideritanya kala ia masih bermain untuk kesebelasan asal Prancis, AS Monaco.

Kala itu Falcao yang sangat ingin bermain di piala dunia 2014 di Brazil mengupayakan segala cara agar dirinya bisa sembuh total sebelum perhelatan akbar 4 tahunan tersebut digelar. Pemain yang dipanggil El Tigre tersebut sampai pergi ke dokter khusus yang menangani cidera ACL untuk pemain sepakbola. Falcao mungkin sembuh 90 persen, pelatih Jose Pekerman bahkan membolehkan ia bermain membela Kolombia di Piala Dunia. Namun dirinya yang tidak ingin terlalu memaksakan diri akhirnya menolak permintaan tersebut demi kesembuhan dirinya. Akhirnya Kolombia mengikuti Piala Dunia tanpa striker utama mereka, Radamel Falcao. Posisi nomor 9 pun diganti oleh striker muda potensial, Theofillo Gutierrez.

Bermain untuk Manchester United pada musim lalu, Falcao tampil buruk pada musim perdananya di Liga Inggris. Dalam 26 pertandingan, Pemain berusia 29 tahun tersebut hanya mencetak 4 gol saja. Akhirnya kontraknya tidak diperpanjang oleh si Tulip Besi, Louis Van Gaal. Namun hal itu tidak menciutkan niat Jose Mourinho untuk membawanya ke Stamford Bridge. Alhasil Falcao berhasil dibawanya ke Stamford Bridge dalam masa peminjaman. Nomor 9 pun disematkan padanya, nomor yang sama kala ia berseragam MU musim lalu.

Dalam laga melawan Arsenal kemarin, kita bisa lihat kalau Falcao sesungguhnya tetap sama seperti kala ia berseragam MU. Ia tidak seperti El Tigre yang kita lihat kala ia berseragam Porto atau Atletico. Falcao mengingatkan saya akan cerita seekor singa yang terlalu lama berada di kebun binatang. Setiap hari ia diberi makan oleh penjinaknya sehingga ia kehilangan jiwa berburunya di alam bebas. Hingga suatu hari ketika ia terjebak di alam bebas, ia lupa cara cara berburu mangsa dan akhirnya mati tragis karena kelaparan. Perumpamaan Singa ini adalah Falcao. Ketika di Porto dan Atletico, ia dilayani oleh pemain pemain lain. Falcao hanya harus berdiri di kotak pinalti dan mencetak gol. Tugasnya hanyalah itu. Hingga ketika ia pindah ke MU, Falcao harus beradaptasi dengan gaya kepelatihan Van Gaal dan harus lebih banyak turun membantu pertahanan. Dirinya juga tidak kuasa melawan gaya pertahanan bek inggris yang keras dan tak kompromi pada lawan. Falcao serasa "mati" ketika ia bermain untuk MU.

Hal inilah yang harus dibuang jauh jauh oleh Mourinho atau Chelsea. Mereka harus lebih banyak membantu Falcao, membantunya mencetak gol demi gol akan meningkatkan rasa percaya dirinya, dan membuat Falcao serasa di rumah sendiri walaupun ia berada di "alam bebas". Kita tidak mau kan, kalau Falcao nantinya akan "mati dua kali" di Chelsea?.

Komentar

Postingan Populer