You Never Walk Alone, Rodgers.

Brendan Rodgers mungkin sedang mencapai titik terendah dalam karirnya sebagai pelatih Liverpool. Hampir seluruh Liverpudlian di muka bumi menghujat mantan pelatih Swansea tersebut lantaran hasil buruk yang menimpa Liverpool dalam beberapa pekan terakhir. Terakhir, Liverpool harus bermain imbang dengan tim asal Prancis, Bordeaux yang diatas kertas harusnya bisa dengan mudah mereka kalahkan meskipun bermain tandang di Prancis. Namun mau bagaimana lagi, Brendan Rodgers harus kembali menerima hinaan karena hasil buruk tersebut.

Rodgers memang pernah mencapai titik tertinggi dalam karirnya. Yakni 2 musim lalu ketika tim asal Anfield tersebut mampu meraih posisi 2 klasemen Liga Inggris. Alhasil, Liverpool yang sudah lama absen dalam Liga Champions, kembali mengikuti kompetisi tertinggi se-Eropa tersebut.

Namun mengikuti Liga Champions untuk pertama kalinya setelah absen sangat lama bukanlah perkara mudah bagi klub asal Merseyside tersebut. Mereka harus satu grup dengan mantan jawara Liga Champions musim lalu, Real Madrid, juara swiss, Basel dan tim asal Bulgaria, Ludogoretz. Meskipun diprediksi akan menjadi juara 2 dan lolos fase grup, namun nyatanya Basel yang lebih berpengalaman di Liga Champions-lah yang akhirnya menjadi juara 2 dibawah Real Madrid yang tentu saja menjadi juara grup. Liverpool yang gagal lolos fase grup dan dikirim ke Liga Europa juga ternyata gagal total di kompetisi kasta kedua se Eropa tersebut. Mungkin disitulah kali pertama Rodgers dihujat oleh seluruh fans Liverpool.

Pada bursa transfer musim 2014-2015 adalah awal dari titik balik Liverpool dari salah satu tim terbaik BPL menjadi tim semenjana. Semua berawal dari penjualan Luis Suarez yang hijrah ke Barcelona lantaran tak kunjung mendapat trophy jika bermain di Liverpool. Rodgers yang mendapatkan 75 juta euro hasil penjualan striker asal Uruguay lantas tidak membelanjakannya untuk striker papan atas, melainkan membeli striker medioker macam Rickie Lambert dan Mario Balotelli, yang pada akhirnya keduanya tak bermain untuk Liverpool musim ini. Mungkin Rodgers masih berharap pada Sturridge dan Sterling yang musim lalu keduanya bermain sangat apik dengan Suarez. Namun harapan itu hanya harapan kosong. Sturridge lebih sering berkutat dengan cidera, sementara Sterling kehilangan tajinya lantaran kedua striker yang biasa melayaninya hilang di lapangan. Alhasil musim lalu Liverpool terjerembab di peringkat 6 klasemen. Sterling hijrah ke Etihad Stadium, Rickie Lambert hanya mencetak 3 gol dan Balotelli...? ah sudahlah.

Musim ini Rodgers kembali mendapatkan dana lebih lantaran penjualan Sterling ke Manchester City mencapai harga 49 juta pounds. Ia pada akhirnya membeli Roberto Firmino dari Hoffenheim untuk mengganti winger asal Inggris tersebut dan sejauh ini, belum ada hasil berarti untuk tim yang diperoleh dari winger berkebangsaan Brazil tersebut. Rodgers lagi lagi membuang buang uang (gaji) untuk pemain semenjana macam Joe Gomez, Adam Bogdan, James Milner dll. Untuk kedua kalinya Rodgers menunjukkan bahwa membeli pemain medioker adalah hobi baginya. Bagi tim sekelas Liverpool, yang mempunyai sejarah bagus dan banyak trophy, membeli pemain medioker adalah sebuah dosa teramat besar. Dan sudah 2 kali Rodgers melakukan dosa tersebut di bursa transfer 2 musim belakangan.

Wajar jika Rodgers musim ini mulai dibenci fans. Beberapa malah ada yang membuat petisi untuk petinggi Liverpool agar segera memecat Brendan Rodgers dan menggantinya dengan pelatih baru. Ada juga yang masih berharap akan magis pelatih muda tersebut untuk bisa membawa Liverpool kembali menjadi klub papan atas, yah penulis sebagai pendukung salah satu klub BPL sih tetap mendukung Rodgers sebagai pelatih, supaya Liverpool isinya pemain medioker semua... hehehe peace Liverpudlian becanda doang hehehe.. Pokoknya Rodgers, anda akan selalu didukung kok oleh fans MU, Man City, Arsenal, Chelsea dan lain lain. You Never Walk Alone, Rodgers

NP : because another Premier League club fans will always supported you.

Komentar

Postingan Populer