You Can't Win Anything With Kids

"Kau tidak akan pernah memenangkan apapun dengan (memainkan) bocah!!". Demikianlah salah satu kutipan terkenal yang dilontarkan Alan Hansen setelah Manchester United kalah dengan skor telak 3-1 melawan Aston Villa pada gelaran laga Liga Primer Inggris tahun 1995-1996. Namun ucapan mantan pemain Liverpool ini diputarbalikkan oleh Sir Alex Ferguson, setelah pada tahun yang sama Manchester United memenangkan gelar juara Liga Premier Inggris. Pada tahun tersebut, MU memainkan setidaknya lebih dari 6 pemain dibawah umur 23 tahun diantaranya Gary Neville (20), Phil Neville (18), David Beckham (20), Ryan Giggs (21), Paul Scholes (20), Nicky Butt (20) serta John O Kane (20).

10 tahun kemudian, MU kembali mencoba mematahkan argumen Alan Hansen dengan memainkan pemain muda. Pada laga semalam, tim asuhan Louis Van Gaal memainkan 6 pemain dibawah usia 23 tahun. Pemain tersebut ialah Guillermo Varela (22), Paddy McNair (20), Cameron Borthwick-Jackson (18), Jesse Lingard (22), Memphis Depay (21), serta Anthony Martial (19). Hasilnya mereka kalah 2-1 melawan tim yang berada di zona degradasi, Bournemouth dengan skor tipis 2-1. 

Hal ini kembali memunculkan argumen lama Alan Hansen : Benarkah kita tidak bisa memenangkan piala dengan pemain muda? Pada tahun 95-96 MU memang kalah melawan Aston Villa dengan skor lebih telak, 3-1 namun pada akhir musim mereka menjuarai Liga, apakah tim asuhan Van Gaal bisa melakukan hal yang sama?.















Chart diatas adalah angka pemain usia dibawah umur 23 tahun yang bermain lebih dari 10 laga dan memenangkan Liga Premier Inggris. Bisa dilihat jika jawara tahun lalu, Chelsea hanya memainkan 1 pemain saja dibawah umur 23 tahun. Rekor masih dipegang Manchester United yang memainkan 6 pemain pada tahun 1995-1996 dan menjuarai Liga.

Chart diatas juga menjadi bukti sahih, bahwa hanya 4 kali tim menjuarai liga dengan memainkan 4 atau lebih pemain dibawah umur 23 tahun. Yaitu Manchester United tahun 95-96, 96-97, 2008-2009 serta Arsenal tahun 97-98. Selebihnya sebuah tim hanya memainkan 3 atau kurang pemain dibawah umur 23 tahun.





















Chart selanjutnya adalah angka rata rata umur pemain pemenang gelar liga yang bermain lebih dari 10 laga. Jawara musim lalu Chelsea mempunyai angka rata rata pemain berumur 28 tahun. Umur tertinggi diraih Chelsea dengan angka rata rata umur 29 tahun ketika mereka meraih gelar juara Liga tahun 2009-2010. Umur terendah juga diraih klub asal London Barat tersebut dengan rata rata umur pemain 26 tahun.

Lantas apa penyebab sebuah tim lebih memilih pemain muda? berikut ulasan penulis tentang pro dan kontra dari pemain muda.

Pro.
1) Lebih Murah

Mungkin jaman sekarang pemain muda sudah mulai mahal. Tengok saja Raheem Sterling yang dibanderol 49 Juta Pounds, atau Anthony Martial yang berharga 36 juta Euro (keduanya berumur 19 tahun). Namun pada jaman dahulu, pemain muda memang lebih murah harganya, mungkin karena minimnya pengalaman bermain yang mereka punya. Selain itu, jaman dahulu pemain berumur 19 tahun kebanyakan berasal dari akademi, dan bukan membeli dari klub lain. Tentu saja karena berasal dari akademi, klub tidak perlu menghamburkan uang untuk membeli mereka, biaya gaji pun lebih murah.

2) Cepat dan Bertenaga

Kalau ini tak usah didebatkan lagi. Tentu saja pemain muda lebih bertenaga dan cepat dibanding pemain uzur yang kecepatannya sudah mulai pudar. 

3) Semangat Untuk Memenangkan Klub Tinggi

Namanya juga pemain yang masih berada di fase remaja, tentu saja ego-nya sangat besar. Pemain muda tidak suka kalah, dan karena itu mereka akan bermain sangat ngotot dan disiplin. Kreatifitas mereka juga masih sangat segar, dan juga ambisi mereka tidak kalah dengan pemain yang lebih tua.

Kontra
1) Mentalitas

Pemain muda tentu saja mempunyai pengalaman bermain yang sedikit, Mental mereka menjadi down ketika dalam pertandingan yang menentukan. Ingin bermain bagus, namun kadang sembrono dan salah mengambil keputusan Tentu saja hal ini tidak semua dialami pemain muda, karena nyatanya ada pemain yang tampil bagus tak peduli usianya masih belasan.

2) Emosi Tinggi

Inilah yang paling sering dialami pemain muda. Emosi yang bergejolak ketika pertandingan sudah mulai memanas. Seringkali pemain muda terbawa tensi pertandingan dan tidak berpikir jernih ketika saat saat seperti ini. Akhirnya seringkali mereka membuat keputusan yang merugikan tim, seperti melakukan tekel di tempat yang salah, membawa bola dengan tidak melihat rekan yang kosong, atau melakukan pelanggaran tak perlu yang berujung kartu kuning atau merah.

3) Selalu Santai

Kadang pemain muda lupa jika status mereka adalah pemain bintang atau pemain sebuah klub profesional. Seringkali mereka tidak menganggap serius latihan, atau malah berpesta sebelum atau setelah pertandingan. Ambil saja contoh Jack Wilshere yang kedapatan merokok di suatu klub malam, atau Mario Balotelli dengan segala tindak tanduknya yang akan memakan waktu lama jika ditulis satu per satu di artikel ini.

**************

Sebuah tim memang tidak seharusnya diisi hanya pemain muda. Pemain berpengalaman pun juga harus ada untuk membimbing dan memberi arahan di dalam lapangan. Penulis setuju dengan argumen Alan Hansen, bahwa sebuah klub tidak akan sukses jika bermain dengan pemain muda saja. Karena pengalaman pun diperhitungkan dalam sebuah kompetisi liga. Bagaimana dengan pembaca, apakah setuju juga dengan quotes Alan Hansen, atau tidak? 


Sumber Pict : SKYSPORTS


Komentar

Postingan Populer