Penyebab Buruknya Transfer Tim BPL Yang Masuk Liga Champions.

105 Juta Euro. Yap, inilah nominal yang dikeluarkan Manchester United demi mendapatkan kembali bocah yang sudah lama hilang. Terhitung mulai 8 Agustus kemarin, Paul Pogba resmi mendarat ke tanah Inggris usai menyudahi masa baktinya selama 4 tahun di Turin, Italia.

Pogba adalah salah satu dari sekian transfer gila-gilaan yang dilakukan Mourinho pada musim panas 2016. Tercatat sebelum ia memulangkan kembali gelandang asal Prancis tersebut, pelatih asal Portugal sudah memboyong Eric Bailly, Henrikh Mkhitaryan serta Zlatan Ibrahimovic. Jikalau ditotal, mungkin sudah 180 juta euro lebih uang yang MU keluarkan demi agar bisa bersaing untuk gelar juara musim depan.

Untuk tim yang tidak bermain di Liga Champions (MU bermain di Liga Malam Jum'at), rasanya cukup aneh jika MU harus belanja sebanyak dan semahal itu. Padahal, jika kita melirik kembali 4 tim lain yang masuk gelaran Liga Champions musim ini, tercatat hanya Manchester City yang cukup aktif di bursa transfer. Selebihnya, Arsenal, Tottenham Hotspur dan sang juara Leicester tidak terlalu jor-joran di bursa transfer setidaknya sampai hari ini. Lantas apa yang menyebabkan mentoknya transfer mereka?.

1. Leicester Yang Awam Di Liga Champions.

Tidak bisa dipungkiri, Leicester adalah anak baru di Liga Champions kali ini. Mereka tak bisa hanya bertumpu pada skuad yang ada sekarang. Apalagi, mereka sudah kehilangan N'Golo Kante yang hengkang ke Chelsea.

Tercatat, Leicester baru mendatangkan 4 pemain pada bursa transfer kali ini. Mereka adalah Ron-Robert Zieler, Luis Hernandez, Nampalys Mendy serta pemain termahal klub, Ahmed Musa.

Selain Musa yang bermain di CSKA Moskow, ketiga pemain lainnya belum pernah mencicipi kompetisi Liga Champion. Zieler, meskipun pemain Timnas Jerman, belum pernah merasakan atmosfir Champions League. Sementara Mendy serta Hernandez adalah pemain dari klub semenjana, Sporting Gijon serta OGC Nice.

Hal ini kemungkinan disebabkan karena nama Leicester yang belum berkibar betul di Eropa. Kehebatan mereka menjadi juara Liga Inggris jelas mengejutkan. Namun mungkin banyak pemain yang belum mengenal atau mengetahui sehebat apa atau bahkan apa klub Leicester itu.

Maka dari itu, meskipun bermain di Liga Champions, Leicester hanya bisa mendapat pemain-bukan maksud merendahkan skill Zieler, Mendy, Musa atau Hernandez- "kelas dua". Namun, jangan pernah meremehkan Leicester. Karena pemain-pemain yang awalnya "kelas dua" bisa mereka ubah menjadi pemain kelas "satu". Riyad Mahrez, Jamie Vardy, N'Golo Kante, Danny Drinkwater, Marc Albrighton, Jeffrey Schlupp dan Robert Huth adalah sekian banyak contohnya. Dan hal ini tak akan bisa dilakukan kalau bukan karena sang manajer, The Thinkerman, Claudio Ranieri.

2. Tottenham Yang Percaya Dengan Pemain-pemainnya.

Musim 2016-2017 mungkin adalah kembalinya Tottenham ke Liga Champions setelah absen cukup lama. Namun, Tottenham tidak terburu-buru dalam mencari dan memperkuat skuadnya. Tottenham mungkin merasa bahwa skuad mereka yang ada sekarang sudah cukup hebat dan mampu bicara banyak di Liga Champions. Mungkin karena sebab itu, Tottenham baru membeli 2 pemain saja, yaitu Vincent Wanyama dari Southampton, serta Bek AZ Alkmaar, Vincent Janseen.

Kedua pemain tersebut juga bisa jadi diplot sebagai pemain cadangan.Vincent Jansen diplot untuk memberi persaingan pada Vertonghen serta Alderweireld. Sementara Wanyama bisa jadi pelapis sepadan bagi Eric Dier.

Daripada membeli pemain, mungkin mempertahankan pemain adalah pilihan logis dan terbaik untuk Tottenham. Terang saja, dengan hasil memuaskan musim lalu, siapa yang tidak tertarik pada Harry Kane sang topskorer, atau Delle Ali sang wonderkid terbaik, atau Eric Dier, gelandang bertahan yang bisa diplot menjadi bek tengah dan bek kiri. Kesuksesan Tottenham mempertahankan pemain pemainnya, adalah modal bagus untuk mengarungi musim depan dimana mereka akan terbentur banyak jadwal. Dan hal tersebut lebih baik daripada mereka mentransfer pemain yang bisa saja belum "nyetel" ke tim.

3. Arsenal Yang Santai-Santai Saja.

Lain Leicester, lain Tottenham, lain pula Arsenal. Arsenal, bersama Tottenham tercatat sama sama baru mentransfer dua pemain. Tercatat, tim Meriam London baru membeli Granit Xhaka dari MonchenGladbach, serta bek muda Bolton, Rob Holding.

Arsenal memang berburu banyak pemain musim ini. Penulis sering sekali melihat berita Arsenal mengincar satu pemain. Namun entah kenapa, kebanyakan pemain buruan mereka selalu berakhir di kesebelasan lain atau memilih tidak hengkang. Jamie Vardy memilih bertahan di Leicester daripada pergi, Higuain lebih memilih Juventus dan menjadi transfer termahal di tanah Italia, Lacazette sama seperti Vardy memilih bertahan di Lyon sedangkan Morata lebih memilih kembali ke Real Madrid. Entah mereka niat membeli pemain atau tidak, tak ada yang tahu. Arsenal seperti santai saja buruannya selalu diambil musuh. Padahal musim ini, mereka harus mencari pelapis Giroud dan juga membeli bek tengah karena ketiga bek utama mereka cidera.

Semua kembali lagi kepada sang "kuncen" BPL, sang profesor, manajer paling senior di Premiere League, Arsene Wenger. Seperti kebanyakan fans Arsenal bilang, Wenger Knows Best. Dia tahu apa yang terbaik untuk timnya, siapa yang terbaik, serta apa yang harus timnya lakukan. Karena penulis yakin, Wenger gak bakal diam saja.

Komentar

Postingan Populer