Old But Gold : 5 Centimeters Per Second.

Ohayouu.... Jadi begini. Karena penulis sangat sangat tersentuh dan kagum dengan Kimi no na wa, penulis memutuskan untuk menonton beberapa karya terdahulunya Makoto Shinkai. Beberapa orang akhirnya merekomendasikan untuk menonton 5 Cm per second. Penulis sih oke oke aja, makanya penulis baru saja tonton dan mau me review ceritanya.

Penulis sudah heran dari awal karena anime ini, meskipun film, berdurasi cukup singkat. Hanya satu jam 2 menit saja. Untuk standar film, satu jam kan terlampau cukup singkat. Tapi penulis tidak peduli dan lanjut saja menontonnya. Dan jujur saja sih, penulis belum dapat esensi filmnya. Mungkin karena baru pertama kali nonton. Jadi kalau kalian mau tau keseluruhan ceritanya dan esensinya seperti apa, silahkan mencari review lain dan stop membaca sampai sini :)

Film ini dibagi menjadi 3 Chapter. Chapter pertama adalah bernama Cherry Blossom. Mengisahkan kedua anak bernama Shinohara Akari dan Takaki Tohno yang sudah berteman sejak SD. Namun, ketika lulus SD, Akari pindah ke sebuah tempat yang nun jauh disana, bahkan cukup jauh untuk ditempuh memakai kereta. Mereka setiap hari hanya berkirim surat dan telfonan. Suatu kali, Takaki berencana untuk mengunjungi Akari. Ia pergi naik kereta, namun ia terkendala oleh jarak yang jauh, apalagi tempat yang dikunjungi Takaki terkena badai hebat sehingga setiap kali Takaki berhenti di stasiun, kereta yang ia tumpangi harus delay selama 10 menit. Bahkan, keretanya pernah berhenti di middle of nowhere selama 2 jam karena badai salju yang cukup deras.

Alhasil, Takaki terlambat sekitar 5-6 jam karena salju serta jarak yang jauh. Namun ketika Takaki sampai di stasiun, ia menemukan Akari yang tertidur menunggunya di tempat tunggu. Mereka akhirnya bertemu dan makan bekal bersama. Sungguh romantis. Pertemuan dua insan yang sudah lama memendam kangen.

Chapter kedua bernama Cosmonaut. Chapter ini menceritakan kehidupan Takaki ketika sudah SMA. Namun POV dari cerita ini bukan dari sudut Takaki, melainkan teman wanitanya yang bernama Sumita Kanae. Sumita sudah memendam rasa cinta kepada Takaki sejak awal Takaki pindah. Ia selalu menunggu Takaki ketika Takaki selesai kegiatan memanah. Mereka selalu membeli minuman di mini market kemudian pulang bareng. Sumita ingin mengungkapkan rasa cintanya. Namun urung ia lakukan. Sumita meyakini Takaki punya wanita yang jauh entah dimana. Namun ia selalu mencintai Takaki bagaimanapun dirinya.

Chapter Ketiga ini adalah chapter titik klimaksnya. Menceritakan Takaki ketika dia sudah dewasa. Hidupnya monotone dan datar datar saja. Ia sudah punya pacar bernama Mizuno. Namun mereka memutuskan bahwa "even a hundred times we exchange a mail, our heart will never move even 1 centimeter closer". Mizuno dan Takaki seperti hubungan tanpa status. Takaki bahkan tidak pernah menjawab telfon Mizuno. Takaki masih tenggelam dalam bayang bayang Akari yang ternyata sudah punya tunangan dan akan segera menikah.

*

Ada beberapa hal yang saya dapat dari 3 Chapter ini. Chapter pertama menjelaskan bahwa sejauh-jauhnya jarak, ketika sudah berhubungan dengan cinta, maka tidak akan ada masalah. Waktu pun bukan halangan besar buat mereka. Takaki rela pergi jauh jauh dan memakan waktu berjam jam demi sekedar bertemu dengan Akari. Sesampainya di tempat Akari dan ketika pulang pun Takaki sadar akan realita, bahwa waktu dan jarak akan memisahkan mereka, entah cepat atau lambat. Namun rasa cinta tidak akan hilang meskipun halangan semisal jarak dan waktu menghadang.

Chapter kedua menjelaskan, bahwa meskipun jarak kita dekat, hati bisa saja jauh. Sangat jauh. Cosmonaut melambangkan cinta yang melebihi batasan jarak. Disitu diceritakan Takaki sudah pindah ke sebuah pulau. Jaraknya dengan Akari sudah lebih jauh dari ketika dia SD. Takaki masih cinta kepada Akari, meskipun dia memutuskan untuk berhenti surat suratan. Hati Sumita selalu mengejar hati Takaki, meskipun Sumita sendiri tak tahu kemanakah hati Takaki. Layaknya manusia yang mengejar pengetahuan tak terbatas dengan menerbangkan roket ke antariksa, begitupun Takaki yang mengejar Akari. Sumita tahu, bahwa Takaki tak akan pernah bisa ia dapatkan karena ia tidak lebih "dicari" daripada apa yang selama ini Takaki cari. Cosmonaut adalah chapter kesukaan penulis di anime ini.

Chapter ketiga menjelaskan, hati dan jarak bisa saja dekat, namun pikiran bisa sangat jauh. Takaki yang akhirnya terbawa arus pekerjaan, membuatnya tidak punya gairah dan semangat akan hidup. Takaki memang sudah punya wanita, namun sekali lagi jarak diantara mereka sangat jauh meskipun berada dalam satu kota.

Pada akhirnya, bukan wanita yang mencintai Takaki yang mendapatkannya, bukan wanita yang dicintai Takaki yang mendapatkannya. Melainkan seorang stranger yang bahkan tak mencintainya atau tak dicintainya. Sedih bukan?, namun itulah realitanya.

Selain terbuai oleh ceritanya yang kompleks, kalian juga akan terbuai dengan grafisnya yang super duper wow. Benar-benar keren dan detailnya juara. Ini yang penulis suka dari animenya Makoto Shinkai. Juara 1 dalam hal grafis!!!

Sekali lagi, Makoto Shinkai membuat saya luluh lantak dalam karyanya. Saya bisa akui levelnya setara dengan Hayao Miyazaki. Penulis akan tunggu terus karya karyanya dan akan lebih sering bikin review review lagi mengenai film film animenya.

(Ini yang saya tangkap dari pertama kali nonton animenya. Mohon maaf kalo penjelasannya kurang bagus daripada yang sudah nonton 7-10 kali. Oh iya, anime ini bakalan berisi 90 persen narasi dan 10 persen dialog. Jadi jangan ngantuk ya nontonnya.)




Komentar

Postingan Populer