How To Be A Great Dad Like Lavar 101

Siapa dari kalian penggemar basket yang tidak tahu Lonzo Ball?. 2nd Draft Rookie ini baru saja memenangkan Summer League MVP bersama Los Angeles Lakers dengan catatan statistik yang amat fantastis. Point Per Game-nya hampir menyentuh angka 20 dengan Assist dan Rebound yang cukup baik. Tak ayal para penggemar basket banyak yang mendukungnya menjadi favorit Rookie Of The Year. Padahal main di regular season pun belum...

Bicara Lonzo Ball secara tidak langsung kita akan teringat akan sensasi Lavar Ball, ayahnya. Lavar Ball mungkin akan selamanya dikenang sebagai talking trash nomor 1 sejagat basket. Padahal dirinya belum pernah sekalipun menginjakkan kaki di lapangan basket National Basketball Association. 

Lavar selalu bicara omong kosong. Pada malam Draft ia pernah berkata bahwa ia tahu anaknya akan bermain di NBA semenjak sang anak masih bayi. Ia juga bilang bahwa Lonzo akan membawa Lakers masuk Playoff (kita semua mungkin tahu apa yang terjadi pada Lakers musim lalu). Hal paling omong kosong adalah ia berkata bahwa ia lebih hebat daripada Michael Jordan. That's a whole new level of Bullshit. That was ... bullshit on bullshit. (WTF are you talking, author?)

Lavar secara langsung membuat dirinya dibenci oleh seluruh jagat per-bola basket-an (kecuali wartawan atau jurnalis, karena dirinya adalah berita). Pemain, para fans, sampai legend pun dibuat dongkol oleh sikap suka membualnya. Namun saya belum pernah dengar Lavar meminta maaf soal hal tersebut. He keeps talking shit over and over.

Penulis pun tidak tahu apakah Lavar juga dibenci oleh ketiga anaknya. Penulis akhirnya membaca di media sosial tentang hari ayah yang sudah berlangsung sebulan lalu. Dalam sebuah artikel tersebut terdapat video dimana Jonathan Isaac, De'Aaron Fox, Jayson Tatum, dan Lonzo Ball berbicara mengenai peran ayah mereka terhadap karir mereka hingga ke-empatnya masuk NBA. 

Lonzo sempat berujar bahwa ayahnya memang sudah dari dulu seperti itu. Lavar selalu memasang target tinggi untuk anak-anaknya dalam basket. Lonzo namun tidak pernah mengeluh. "I keep doing the thing i like" katanya.

Lonzo juga mengomentari bagaimana ayahnya suka melakukan talk trash. Baginya, ujaran ayahnya tidak begitu berpengaruh kepada kehidupan pribadinya. "He talks, i play" ucapnya lagi. 

***

Penulis pribadi tidak begitu suka dengan talk trash yang dilakukan Lavar. Bagi penulis, itu semua dia lakukan agar namanya semakin tersorot di media. Agar Brand-nya, Big Baller Brand, semakin terkenal. Lavar juga mungkin melakukan ini agar anaknya terhindar dari segala hiruk pikuk media massa. Supaya dia yang mendapatkan semua atensinya. Agar anak-anaknya hanya fokus pada satu hal : Basket.

Penulis memang tidak suka dengan talk trashnya Lavar, namun apa yang dia lakukan sebagai seorang ayah membuat penulis angkat jempol. Lavar mempunyai tiga orang anak yang kesemuanya sangat mahir dalam olahraga basket. Chino Hills adalah saksi kehebatan ketiganya. Kalian juga pasti sering lihat di meme bagaimana Lonzo, LiAngelo, dan Lamelo mempertunjukkan skillnya. 

Ketiganya mendapatkan full scholarship di Chino Hills. Lonzo dan LiAngelo mendapatkan beasiswa yang sama juga di UCLA. Lonzo pun berhasil menjadi 2nd Draft Pick tahun ini. Lantas apa yang mereka lakukan jika tidak ada Lavar yang mendukung penuh karir mereka?.

Lavar mungkin dibenci oleh begitu banyak orang karena omong kosongnya. Namun sebagai seorang ayah, Lavar tahu apa yang terbaik untuk anak-anaknya. Bayangkan Lavar memberi mereka makan, mengurus biaya hidup mereka, sampai akhirnya ketiganya (bisa dibilang) sukses menjadi atlit. As a man, he sure talks a lot of trash, but as a dad, he doing it very great...

Komentar

Postingan Populer