Review Film: Susah Sinyal.

Sebenarnya saya cukup skeptikal dalam menonton film bergenre komedi. Selain karena bukan genre kesenangan saya, genre komedi-drama di indonesia ternyata kebanyakan komedinya dibanding dramanya. Alhasil plot pun jadi tidak nyambung sama sekali. Apalagi kalau yang menulis script adalah komedian baru naik daun yang mencoba peruntungan menjadi sutradara.

No, no, bukan berarti saya ngatain Ernest jelek menjadi sutradara. Beberapa rekan saya menganggap Cek Toko Sebelah adalah film yang cukup bagus. Saya sendiri baru nonton karyanya, yaaa... yang baru ini... Dan harus diakui, Ernest punya selera komedi yang bagus.

Susah Sinyal bercerita tentang ibu dan anak, yang hubungannya renggang. Mereka jarang komunikasi, jarang ngapa-ngapain bareng. Sampai akhirnya Ellen (Adinia Wirasti), sang ibu ngajak anaknya Kiara (Aurora Ribero) jalan-jalan. Kiara milih tempat ke Sumba, dan disetujui sama ibunya. Mereka berdua akhirnya ngorbanin kesibukan mereka masing-masing, demi menjalin hubungan erat di tempat yang bahkan gak ada sinyal sama sekali...

Susah Sinyal memfokuskan seluruh film hanya ke dua orang, yaitu Ellen dan Kiara. Saya sungguh terkesan dengan Adinia Wirasti yang sangat bagus memerankan seorang single mom living in the fast lane. Gak pernah bosan ngeliatin dia sepanjang film. Aurora Ribero juga memulai debut layar lebarnya dengan cukup mengesankan, meskipun ada kebiasaan aktris baru (acting gak konsisten, sometimes she's good, sometimes not, but she's doing her best)

Di film ini, Ernest tidak membiarkan Ellen dan Kiara yang mengambil jokes-jokesnya. Jokes diambil oleh orang-orang di sekeliling Ellen dan Kiara, seperti Ernest sendiri yang mengambil peran Iwan, partner pengacara sekaligus sahabat Ellen, Ngatno yang diperankan Dodit (yang menurut saya paling menggelitik sepanjang film), duet Yos-Melki yang diperankan Abdur-Arie Kriting (Ini juga pecah menurut saya), dan lain-lainnya. Hampir semua peran itu mempunyai "daerah" jokes-jokesnya sendiri. Ernest lebih ke membercandai diri sendiri, dimana hampir semua jokesnya berbau "cina". Dodit sangat piawai merangkai kata-kata aneh dengan logat jawanya yang kental. Abdur dan Arie Kriting juga sungguh lucu dengan aksen ketimuran dan budaya orang asli timur. Ditambah cameo kecil-kecilan seperti trio reporter, Ge dan Angie as couple jaman now, Asri Welas yang punchlinenya tak terduga, nyokapnya Ernest yang meskipun jokesnya cuman callback, tapi ngena, dan lain sebagainya, membuat Susah Sinyal selalu terlihat "fresh" setiap menitnya. Ellen and Kiara with the drama, and everyone all around them as a joker. Ini agar setiap kali kita melihat Ellen dan Kiara di layar, kita akan full fokus ke mereka dan hubungan diantara keduanya.

Harus nonton gak sih?. Kalo kalian suka film dengan jokes-jokes yang fresh, kekinian, dibarengi dengan drama serius, kalian harus nonton ini.

Usai menonton film ini, saya jadi teringat sebuah slogan tempat kemping yang kebetulan ngena sama filmnya. Slogannya kira-kira berbunyi: "we don't have wifi in forest, but we make sure you had a better connection". Siapa yang sangka kalau di tempat yang susah sinyal, koneksi justru semakin kuat?.

Komentar

Postingan Populer