Review Film: Thor 3 Ragnarok. Keeping Up With The Odinson

Ketika reuni keluarga berakhir tragis...

Hmm... Thor, ya?. Entah kenapa dari semua film superhero Marvel, saya merasa film Thor tidak terlalu apik dibandingkan yang lainnya. Iron Man dan Captain America punya trilogi yang kesemuanya bisa dibilang bagus. Guardian Of Galaxy punya ciri khas tersendiri, begitu pula dengan superhero yang baru memulai debut perfilmannya seperti Ant-Man, Spiderman, Doctor Strange, dan lain-lain. Mereka start of well. Sementara Thor? film pertamanya hanya ok. Dan jangan membahas film keduanya karena lebih buruk dibandingkan film pertamanya. Lantas kenapa kita harus menonton Ragnarok? menurut saya, disinilah Marvel Cinematic Universe melakukan tugasnya.

MCU seperti "memaksa" penonton setianya untuk menonton keseluruhan timeline dari universenya sendiri agar kita bisa "ngeh" ketika menonton kelanjutan filmnya. Sebagai contoh, mungkin kita tidak akan tahu siapa Black Widow kalau tidak menonton debutnya di Iron Man 2. Kalian mungkin akan bingung ketika tahu-tahu dia sudah muncul di Avengers. Jika tidak menonton Ant-Man, mungkin kalian juga akan heran siapa pria dengan kekuatan mengecil yang muncul di Civil War. Dll.

Sampai tulisan ini, mungkin kalian bertanya-tanya, apakah Ragnarok seburuk itu sampai harus minta "bantuan" dari film-film lain?. Saya tidak merasa pernah bilang Ragnarok jelek, malah dari trilogi Thor sampai sekarang, Ragnarok bisa dibilang paling bagus :p

Thor Ragnarok bermula dari Thor sendiri yang tahu-tahu sudah dikurung oleh monster bernama Surtyr. Surtyr meramalkan bahwa Asgard akan mengalami kehancuran karena dirinya sendiri. Thor dengan segala kekuatannya berusaha menghentikan ramalan tersebut.

Singkat cerita Surtyr kalah, dan Thor kembali ke Asgard. Ia dengan bantuan Loki harus mencari Zeus yang tersesat di bumi. Dengan bantuan Doctor Strange sebagai cameo, Thor dan Loki akhirnya menemukan Zeus yang sedang sekarat. Zeus kemudian memberitahu bahwa Thor dan Loki punya kakak perempuan seorang dewi kematian bernama Hela, dan ketika Zeus meninggal, Hela akhirnya bebas dari "kurungannya", dan berniat memerintah Asgard untuk menguasai tujuh semesta.

Di Norwegia, tempat Thor dan Loki menemukan Zeus lah, reuni persaudaraan itu terjalin. Hela menghancurkan Mjollnir dengan mudah, dan membuang Thor serta Loki ke sebuah planet antah berantah.

***

1. Thor pasca Mjollnir hancur.

Disini Thor cukup terlihat depresi mengingat senjata kesayangannya hancur berkeping-keping. Ia dibuang ke sebuah planet gladiator. Ia bertemu mantan prajurit Asgard, seorang pria tua aneh, dan secara kebetulan seolah-olah semesta hanya seukuran bintaro, ia menemukan Hulk disana.

Thor yang berencana menaklukan kembali Asgard dibawah kekuasaan Hela, lantas membentuk tim dengan mantan prajurit Asgard tersebut, Hulk, Loki dan sekumpulan Alien yang dibawa Loki.

2. Aksi yang ditawarkan

Mungkin, jika harus membicarakan aksi, bayangkan saja begini: salah satu anggota terkuat Avengers (yang setengah dewa), diduetkan dengan anggota Avengers lain yang tak kalah kuat, menyatukan kekuatan bersama seorang mantan prajurit dewa, dan manusia setengah dewa lainnya. Kalau kalian pikir musuhnya bisa dikalahkan dengan mudah memakai "roster" macam itu, kalian salah besar. Hela disini adalah One Man (Woman) Army. Ia begitu kuat sampai-sampai Thor dibuat kesulitan melawannya. Hela sepertinya mengeja-wantahkan tipe wanita yang dikagumi feminist. Kuat dan independent.

3. Acting

Saya suka sekali dengan actingnya Jeff Goldblum sebagai Grandmaster. Dia cukup mahir memerankan pemimpin yang bodoh, nyeleneh dan diktatoriat. Selain dia, actingnya Cate Blanchett sebagai Hela juga patut diapresiasi. Selebihnya bagus.

4. Komedi

Saya dan beberapa penonton lain sebenarnya cukup kecewa karena Ragnarok, yang berdasarkan mitologi, seharusnya dibuat se epik mungkin. Komedi yang menjadi ciri khas Marvel bagai merusak momen epik tersebut. Tapi jika mengesampingkan momen epik tersebut, komedi yang ditawarkan Ragnarok terlihat segar meskipun menurut saya masih lebih lucu Guardian Of Galaxy jilid dua. But overall dibanding film-film lamanya, Ragnarok lebih lucu.

***

Komentar

Postingan Populer